Rabu, 22 Oktober 2008

ISTILAH DALAM STRUKTUR BAN

1.1 Tread adalah bagian telapak ban yang berfungsi untuk melindungi ban dari benturan, tusukan obyek dari luar yang dapat merusak ban. Tread merupakan bagian ban yang menggunakan bahan karet paling banyak. Ketebalannya sekitar 6 mm. Bahan karet untuk tread merupakan kombinasi antara karet alam dan sintesis. Natural Rubber memberikan daya lengket ke aspal, sedang Synthesis Rubber berguna menambah daya tahan ban karena gesekan. Tread dibuat banyak pola (kembangan) yang disebut Pattern.
1.2 Breaker dan Belt adalah bagian lapisan benang (pada ban biasa terdiri dari 4 lapis) yang diletakkan diantara tread dan Casing. Berfungsi untuk melindungi serta meredam benturan yang terjadi pada Tread agar tidak langsung diserap oleh Casing.
1.3 Casing adalah lapisan benang pembentuk ban dan merupakan rangka dari ban yang menampung udara bertekanan tinggi agar dapat menyangga ban.
1.4 Sidewall adalah sisi samping kiri dan kanan ban.Berfungsi sebagai penopang / dinding ban.
1.5 Bead adalah bundelan kawat yang disatukan oleh karet yang keras dan berfungsi seperti angkur yang melekat pada Pelek (velg).
1.6 Rimline adalah garis yang menandakan posisi bibir pelek. Dapat juga dipakai sebagai pedoman lurusnya ban mendekap pelek.
SIMBOL / KODE BAN

Selain terdapat Merk dan Type Ban, kalau kita perhatikan disekujur permukaan ban tertera banyak symbol / kode. Mungkin diantara kita masih ada yang bingung dengan banyaknya simbol / kode yang ada pada ban. Apa sih maksudnya...?

Berikut ini akan dibahas beberapa simbol yang paling sering ada pada permukaan ban.








KOMPARASI RESISTANSI BUSI

Pilihan busi untuk mesin mobil atau motor kini sangat banyak khususnya untuk performance plug (busi kualitas premium). Namun banyaknya pilihan tersebut membuat kita semakin sulit memilih. Lebih parahnya lagi, pihak toko sering kali menawarkan busi-busi premium tersebut dengan iming-iming performa lebih oke, irit bahan bakar dan sebagainya.Busi mahal tidak menjadi jaminan seratus persen cocok dengan mesin mobil atau motor kita.

Setiap mesin memiliki toleransi tertentu untuk spesifikasi busi yang digunakan

Hal utama yang menjadi patokan umum adalah:
  1. Heat Range:

Nilai angka ‘Heat Range’ dari suatu busi mewakili seberapa panas busi tersebut ketika sedang beroperasi dalam keadaan normal. Jika angka heat range tersebut cocok dengan karakter mesin tersebut, maka busi akan bekerja optimal. Jika busi terlalu panas, maka akan menimbulkan detonasi pada mesin (ngelitik) yang bisa merusak mesin itu sendiri. Sebaliknya, jika busi terlalu dingin, maka akan banyak penimbunan deposit pada ruang bakar akibat terjadinya gagal pengapian (misfire).

2. Ukuran Busi:

Busi yang ditemukan pada umumnya ada yang berdiameter kecil dan besar. Untuk hal ini jelas tidak boleh salah beli, pastikan sesuai dengan spesifikasi mesin tersebut.

3. Ukuran Gap:

Gap adalah jarak antara elektroda busi dengan ground. Pada umumnya ukuran gap adalah sekitar 0.8mm - 1.2mm. Untuk ukuran gap tersebut perlu melihat anjuran pada buku manual mobil atau motor tersebut. Beberapa model busi premium tidak bisa dirubah ukuran gap-nya karena desain busi itu sendiri tidak memungkinkan dilakukan perubahan gap.

4. Resistansi Busi:

Periksa jenis busi yang dianjurkan pabrik mobil atau motor tersebut, perhatikan apakah busi tersebut menggunakan Suppression Resistor di dalamnya.Biasanya jika ada huruf R pada kode busi, itu menunjukkan busi tersebut menggunakan Suppression Resistor, contoh: NGK BKR6E-11 . Namun tidak selalu demikian, contoh: DENSO IK20 (tidak ada kode R, tapi menggunakan suppression resistor)

Suppression Resistor pada busi digunakan untuk meredam emisi akibat percikan api pada saat proses ignition terjadi. Emisi tersebut menyebabkan gangguan pada sistem kelistrikan dan sensor mesin. Pada umumnya mobil yang bermesin injeksi menggunakan busi dengan Suppression Resistor, namun tidak selalu demikian.

Semakin besar nilai Suppression Resistor berarti semakin besar hilangnya daya listrik yang dikirim ignition coil untuk membuat percik api pada busi. Akibatnya semakin besar nilai Suppression Resistor tersebut akan memperkecil percik api, kecuali jika kabel busi diganti dengan yang beresistansi kecil dan berdiameter besar.

Baiklah, saya coba share hasil pengujian nilai resistansi 15 model busi dari berbagai merek yang banyak ditemukan di toko-toko asesoris & spareparts.Untuk pengujian, saya menggunakan Digital Ohm Meter, dilakukan pada suhu ruang 26ÂșC, pukul 01.10wib



Berikut hasil komparasi Nilai Resistansi Busi


Dari hasil komparasi di atas, terlihat bahwa pada umumnya nilai Resistansi busi dengan Suppression Resistor adalah berkisar antara 4-5k ohm.
Pada busi yang di uji, ada busi yang memiliki ground lebih dari satu.Pada kenyataannya, pada saat terjadi loncatan listrik, hanya ada satu loncatan api saja terjadi pada salah satu ground tersebut. Namun manfaatnya adalah erosi komponen tidak akan secepat busi biasa, dan kemungkinan terjadinya misfire bisa ditekan semaksimal mungkin oleh ground yang lebih dari satu tersebut.



BOOSTER : SPARK


REVIEW OCTAN BOOSTER : SPARK


Setelah beberapa waktu lalu gw coba review octan booster dari Top-1, gw coba produk dari Spark..


Hasil review awal yang gw lakukan :


Gw coba isi tangki sebanyak 5 liter, dan gw campurkan dengan spark dengan perbandingan sesuai aturan yaitu, pemakaian awal adalah 100 ml untuk 20 liter, dan berikutnya adalah 100 ml untuk 50 liter.

Dibandingkan dengan penggunaan premium, kualitas mesin & tenaga yang dihasilkan benar benar setara dengan pertamax.

Mesin terdengar halus dan tenaga yang dihasilkan benar benar terasa.

Sebagai catatan, menurut informasi yang gw dapatkan dari marketing spark, octan booster ini dapat meningkatkan kadar octan sebanyak 7 digit. Selain itu, spark dapat menghemat penggunaan bahan bakar sebesar 20-30%.

Untuk hasil uji coba penggunaan bahan bakar, hasil yang gw peroleh pada pemakaian awal adalah :

TEST PERTAMA

km awal : 2.152

km akhir : 2.258

jumlah penggunaan BBM : 3.2 liter

Rasio perbandingan adalah : = (2258 - 2152) / 3.2

= 33.125 (1 liter premium setara dengan 33.125 km)

TEST KEDUA

km awal : 2.422

km akhir : 2.502

jumlah penggunaan BBM : 2.90 liter

Rasio perbandingan adalah : = (2502 - 2422) /3.4

= 33.125 (1 liter premium setara dengan 33.125 km)

TEST KETIGA

km awal : 2.502

km akhir : 2.600

jumlah penggunaan BBM : 3.40 liter

Rasio perbandingan adalah : = (2600 - 2502) /3.4

= 28.8 (1 liter premium setara dengan 28.8 km)

TEST KEEMPAT

km awal : 2.600

km akhir : 2.689

jumlah penggunaan BBM : 3.20 liter

Rasio perbandingan adalah : = (2689 - 2600) /3.2

= 27.8 (1 liter premium setara dengan 27.8 km)

(Sebagai catatan tambahan, untuk penggunaan pertamax atau premium + Octan Booster Top-1, rasio yang gw dapatkan berkisar antara 28 - 30 km / liter)

Analisa biayanya adalah :

Penggunaan 100 ml untuk 50 liter

Harga spark Rp. 25.000

Harga spark untuk 1 liter premium = 25000/50

Rp. 500

Artinya, untuk mendapatkan premium berkualitas pertamax hanya dibutuhkan biaya

Rp. 4.500 (harga premium) + Rp. 500 (harga spark)

= Rp. 5.000,-


Ditinjau dari sisi penghematan, perbedaan antara menggunakan spark dengan tanpa spark tidak memberikan perbedaan yang signifikan, karena pada saat penggunaan melalui medan yang berbeda dengan tingkat kemacetan yang berbeda. Tetapi secara umum, Spark dapat digunakan sebagai alternatif untuk campuran premium agar kualitasnya setingkat dengan pertamax.

Semoga bermanfaat...........


MEMILIH BAN DAN MERAWAT MOTOR



Sumber : kafemotor.org





Di kalangan bikers ban merupakan peranti standar yang wajib ada. Ya iyalah, gimana bisa ‘nggelindhing tanpa ban? Banyak pilihan dalam memilih ban mulai dari jenis tubeless dan pakai ban dalam atau tidak. Kesulitan memilih bertambah kian maraknya merek ban dan jenis kembangannya istilah kerennya pattern.

Langkah awalnya yang sederhana adalah memilih ban yang di bannya terdapat label SNI. Untuk mendapatkan label SNI ini perusahaan ban maupun importir harus melakukan pengujian di laboratorium yang telah ditunjuk di Indonesia. Sample diambil dari pabrik ataupun yang ada di pasaran kemudian disegel sedemikian rupa lalu dikirimkan ke laboratorium.

Pada umumnya pengujian bersifat destruktif (merusak). Ini untuk mengetahui tingkat kemampuan ban itu sendiri. Banyak keuntungan bila kita memilih ban dengan label SNI. Pertama, safety. Hal ini menjadi kita lebih yakin mempergunakannya. Kedua, produk dalam negeri akan lebih terlindungi. Dalam arti keran impor tidak dibuka lebar-lebar tanpa kualifikasi. Ada beberapa kasus mengenai ban yang tidak terangkat ke permukaan. Ini lebih dikarenakan terlalu mudahnya memasukan barang dan tentu saja murahnya ban tersebut. Murah tentu saja terkait dengan harga. Namun, pentingkah itu bila dikaitkan dengan nyawa? Sungguh terlalu !

Perbedaan harga tidak terpaut jauh bila dibandingkan dengan ban standar. Tentu saja pabrik ban telah memperhitungkan hal ini. Jadi jangan kuatir kemahalan. Harga biasanya yang mempermainkan adalah penjualnya. So..pilihlah bengkel yang terpercaya dan direkomendasikan. Gitu aja kok repot…
  1. Mempertahankan ban standar adalah solusi bijak. Jika memang basah atau hujan menjadi perhatian utama maka ban dengan karakter kontak area yang lebar akan menjadi pilihan terbaik. Mungkin untuk jenis bebek 100 - 150 cc ban belakang menggunakan 80/90-17, 90/90 atau 90/80-17 atau 100/70 or 100/80-17. Untuk jenis sport 150 - 250 cc, 100/80, 120/80 atau 130/70 merupakan alternatif yang menarik.
  2. Khusus range tapak 100 ke atas sesuaikan dengan velg yang ada.Untuk profile sesuai yang diharapkan mesti dipasangkan velg yang tepat. Jika tidak maka percuma, karena karakter handling yang diharapkan tidak akan maksimal. Jika velg lebih kecil dari yang seharusnya tapak ban akan meruncing.
  3. Kembangan. Bila ingin terlihat keren, bilang aja pattern. Dijamin sampeyan mirip bule yang bikin ban Michelin.Tapi gak keren ah, lah kalah mulu sama Bridgestone. Untuk penggunaan harian unsur fashion lebih dominan. Sepanjang pattern cukup streamline, terlihat aliran bagus maka sistem buangan air akan bagus pula. Karakter blok dapat ditemui pada ban tipe off road ataupun yang menganut dua medan. Tanah bisa, aspal oke. Tipe ini memiliki bentuk pattern dengan disusun oleh knob agar memiliki tekanan ke dalam tanah yang labil untuk mencapai lapisan yang stabil, misal tanah merah berlumpur. Dasar tanah ada yang keras namun lapisan atas sangat labil (lumpur). Namun ada beberapa karakter blok dengan kedalaman groove yang tidak terlalu dalam juga maksimal untuk jalan basah.
  4. Tekanan ban. Terdapat salah kaprah yang ada saat ini. Dengan mengurangi angin. Di tabloid Otomotif pun menganjurkannya beberapa edisi lalu. Hal ini lebih memberi kesan ban lebih lebar dengan harapan akan lebih menapak dengan sempurna. Pada kenyataannya bentuk profile center tread membelah sehingga bagian tengah dari ban tersebut tidak memiliki tekanan ban yang sempurna ke aspal. Justru hal ini akan membahayakan disebabkan respon pengereman akan berkurang. Untuk amannya untuk mengisi angin sesuai anjuran pabrik.

Minggu, 19 Oktober 2008

Modifikasi Kabel Gas Standar untuk PE28

Bagi pengguna karburator skep konvensional seperti Keihin PE28, pasti membutuhkan kabel gas yang cocok dan tepat. Banyak alternatif yang dapat digunakan, mulai dari gas spontan berbagai macam merk dan harga, atau bisa juga menggunakan kabel gas Suzuki Shogun

Di sini saya menawarkan satu alternatif yaitu penggunaan kabel gas standar berikut throttle/pemutar gas standarnya juga. Kebetulan beberapa jam sebelum saya menulis artikel ini, gas spontan saya putus di perjalanan pulang pada malam hari. Karena besoknya saya dipadati dengan kesibukan, jadi mau tidak mau saya harus menggunakan kabel gas yang ada, yaitu kabel gas standar, dan harus dimodifikasi terlebih dahulu tentunya. Berikut ini dokumentasi yang saya buat sebagai artikel.

Perkakas yang dibutuhkan:

  • Tang potong.
  • Solder dan timah (atau bisa digantikan dengan benang dan lem besi).
  • Kikir.
  • Gergaji besi.

Modifikasinya sebagai berikut:

  • Lepas kabel gas standar dari throttlenya, lalu ulir pengatur ketegangan kabelnya diset pada posisi paling kendor (mentok) seperti pada gambar di bawah ini.


  • Selanjutnya adalah modifikasi pada ujung bandul penarik skep karburator. Bandul kabel gas standar tidak cocok digunakan untuk karburator skep karena bandulnya terlalu besar, dan jarak mainnya terlalu pendek. Jadi saya harus membuat bandul baru yang lebih kecil dan membuat jarak main kabel lebih panjang.

  • Bandul standar harus dibuang dengan tang potong. Potonglah tepat setelah bandul.

  • Setelah itu, tarik seling (kabel besinya) sampai mentok, ukur dari ujung bekas potongan sepanjang 12 cm, lalu potong kulit pelindung kabel gas dengan gergaji besi dan tang potong.

Satria FU 150 Vs FXR 150






FXR adalah produk Suzuki yang cukup jempolan pada masanya. Ia diproduksi di Malaysia sejak 1997 untuk pasar Eropa, Australia, dan Asia. Di Indonesia motor ini sekaligus menggantikan RGR 150, sportbike yang masih bermesin 2 tak. Di luar Indonesia, ia menggantikan seri RGV 125 yang juga bermesin 2 tak (ilham - Kafemotor.wordpress.com)
Sebenarnya tanpa disadari Suzuki Asia Tenggara juga telah meneruskan tradisi mahakarya yang telah dirintis oleh FXR. Yaitu dengan lahirnya suksesor dari Satria 120. Sebuah Mahakarya di millenium ke 2, Suzuki Satria 150 FU. Bebek jantan dengan performa Sportsbike. Agaknya ini merupakan kejelian dari bagian marketing Suzuki. Melihat permasalahan dari dua sisi yang berbeda namun berhasil mengatasi keduanya dengan sempurna
Sisi yang pertama adalah kualitas dan performa
Yang pertama disebut sama sekali bukan masalah pada Suzuki FXR. Berbagai jenis teknologi yang ada pada saat itu telah dijejalkan pada FXR - mulai dari oil cooler hingga Fully digitalize Speedometer, bahkan yang terakhir disebut baru diaplikasikan secara penuh oleh Ducati pada tahun 2003 pada produk flagship mereka, Superbike 999. Sementara pengguna FXR sudah bisa menikmatinya paling tidak sejak tahun 2000. Untuk performa tidak perlu ditanya, tenaga 21 hp dapat tersalur mulus ke roda belakang FXR.
Performa yang ditawarkan oleh FXR hampir semua dimiliki oleh Suzuki Satria 150 FU. Meski mesinya hanya menelurkan 16.8 hp tetapi bobot Satria 150 Fu yang hanya 95 kilogram - lebih ringan 23 kilogram dari FXR. Menjadikan Satria 150 FU bebek terkencang yang ada di pasaran, bahkan bisa dikatakan di dunia ! (baca ~ Penyebaran). Untuk masalah top speed jangan dirahukan. Satria 150 FU tidak mengalami kesulitan untuk melaju 145 km/j dan beberapa klaim mengatakan bebek ini mampu mencapai 190 km/j.
Faktor ekonomis dan pemasaran
Belajar dari pengalaman akan ketidak suksesan FXR di pasaran, Satria 150 FU dapat mengatasi dengan baik. Kegagalan FXR bertahan dipasaran sebetulnya hanya dipengaruhi tiga hal. Hampir sama dengan TZM, FXR lahir di saat trauma krisis moneter yang masih membekas di masyarakat. Yang kedua adalah pada awal tahun 2000 masyarakat masih terbiasa dengan istilah mesin sport ya mesin dua tak. Tak aneh, karena saat itu hampir semua motor beraroma sport bermesin dua tak, diantaranya mulai dari Ninja 150, Nsr 150, Suzuki RGR 150 dan bebek bebek 2 tak lainya semisal Satria 120 dan Yamaha F1ZR-H. Yang ketiga dan yang paling signifikan adalah kenyataan bahwa bagaimanapun juga motor bebek lebih laku. Karena image bebek dimasyarakat adalah motor yang hemat dan nyaman dipakai sehari hari, sedangkan motor sport dianggap boros dan tidak nyaman.
Tiga problem yang dihadapi tiga problem diatasi. Suzuki Satria 150 mampu menyelesaikan tiga tantangan sekaligus. Pertama Satria lahir disaat ekonomi mulai stabil sehingga daya beli masyarakat sudah kembali menguat. Kedua naiknya harga BBM serta isu akan dihapuskanya motor dua langkah dari pasaran membuat mau tidak mau masyarakat beralih kepada mesin empat langkah, termasuk juga motor sport empat langkah. Yang terakhir, karena memang faktanya motor bebek lebih laku , Suzuki Satria memanglah motor bebek jadi bukan masalah baginya untuk diterima masyarakat dan lagi tidak seperti FXR yang merupakan terobosan baru, Satria 150 FU adalah produk penerus dari Satria 120 yang sudah lama dikenal di masyarakat.
Terkencang di muka bumi
Bagi para pemilik Satria 150 FU bolehlah berbangga kalau tungganganya mendapat gelar - paling cepat di bumi. Tidak berlebihan bahwa Suzuki Satria 150 FU merupakan bebek paling kencang di muka bumi. Karena hingga saat ini memang belum ada motor bebek yang lebih kencang dari Satria 150 FU. Disamping itu, populasi motor bebek hanya tersebar di Asia, terutama Asia tenggara dan tidak terdapat di benua manapun. Meskipun kenyataan ini juga terpengaruh atas anggapan motor bebek dengan mesin di atas 100cc dianggap berbahaya untuk ukuran Eropa dan Amerika sehingga dilarang beredar !

Pipa Knalpot Pistbike FU150





sumber gambar: dari ssfc forum



Wahhhh gw review lagi nih tentang Pipa knalpot Pitsbike madein Thailand buat di aplikasiin di Motor Suzuki Satria F150. Bisa di tebus dengan harga 350 rebu berbahan Stainless sangat mantep buat di pakai harian, apabila di bandingkan dengan pipa standar FU.




Hasil test menggunakan CDI CMS:Pipa Standar: berebet di RPM 12rbPisa Postbike: tembus sampai dengan RPM 13rb
Berikut testing idle di geber pada RPM 7000 s/d 9000 selama 2-3 menit, menghasilkan:
Kalo ente tinggal di wilayah Jakarta Timur bisa nebus tu knalpot di Bengkel Mirza Speed, atau mau tanya-tanya jg bisa langsung ke owner MS Bobby: 0811836497

TES CDI AFTERMARKET SUZUKI SATRIA FU-150

Source tabloid otomotif edisi 08:XVIII








Di pasaran banyak CDI pendongkrak performa Suzuki Satria FU-150. Namun di semua merek yang ada, belum tentu berpihak pada akselerasi yang mumpuni. Tentu hal in juga dipengaruhi racikan yang pastinya bereda satu sama lain.

Untuk membuktikan hal itu, pengetesan dilakukan untuk menghitung akselerasi dan maksimalitas konsumsi BBM. Tapi sebelum dites, sebaiknya kenalan dulu dengan ketiga sosok CDI racing yang bakal dites, yakni BRT hyperbrand, XP 202 dan shan speed berikut ulasannya.







BRT Hyperbrand

Bikinan PT Trimentari Niaga ini bekerja dengan range gelombang yang luas dari puritan rpm rendah ke putaran tinggi. Dengan mengandalkan chip mikroprosesor Philips-Belanda, peranti pengapian ini diklaim bisa memangkas akselerasi, meningkatkan horse power hingga 20% dan menghemat BBM






XP 202

Modul pengapian from ciomas mengedepankan teknologi LCCM ( Low Current Consumption Module Technology) sehingga arus listrik yang dibutuhkan lebih kecil, alhasil temperature CDI enggal terlalu panas dan stabil di kitiran rpm tinggi.


Shan Speed

Ini bikinan lokal juga. Namun dari pengalaman empiris 7 rekan, semua mengatakan CDI ini punya setingan kurva yang pas. Inl itu mereka rasakan lewat tarikan atas-bawah dan holangnya suara nembak-nembak saat deselarasi . makanya alat ini diikutkan dalam tes kali ini.

Tes Akselerasi

Untuk mengetahui hasil akselerasi, kami lakukakn tes jalan pakai vericom VC2000. Pengetesan dilakukan dengan menempuh distance atau jarak 201 meter yang dibejek maksimal hingga didapat waktu tempuh untuk jarak tersebut.

Dari hasi tes CDI standar mencatat waktu lebih baik dari ketiga produk rujukan untuk satria FU-150. Hal ini disebabkan rasio kompresi yang tergolong tinggi 10,2:1, sehingga bensin yang ditenggak seharusnya beroktan di atas 88.

Nah, dalam pengetesan, bensin yang dipakai sengaja dipilih premium. Asumsinya, kami tak perlu seting sana-sini. Alhasil performa dari ketiga CDI racing itu menurun dibandingkan minum pertamax. Sebab jika timing pengapian yang umumnya diseting lebih advance (maju, red) dibandingkan standar, membuat detonasi di puritan atas makin jadi. Pembakaran di ruang bakar pun kurang maksimal. Performa mesin bukannya makin baik malah drop.

Sehingga hasil tes ketiga cdi racing kurang merepresentasikan kemampuan maksimalnya. Untuk kondisi ini, modul pengapian standar lebih yahud. Naming jika penggantian CDI dibarengi penyesuaian spek hasilnya tentu kebalikannya
Tipe CDI waktu tempuh jarak 201 meter

Standar 10,26 detik

BRT 10,77 detik

XP 202 11,01 detik

Shan speed 11,05 detik
Tes Konsumsi

Berikutnya tinggal menyinggung maksimalitas konsumsi BBM. Dalam tes ini, premium 200 ml diinfus langsung menuju karburator dan tunggangan diajak muter hingga mati karena kehabisan bensin. Perilaku pengetesan pun dibuat seragam dengan mematok kitiran mesin di 5.000 rpm dan dengan kecepatan 19-20 km/jam.

Dengan pertimbangan kompresi tinggi di Satria FU-150 dan kualitas oktan yang kurang representative, maka pembakaran jadi terlampau kering dan berindikasi ngelitik. Hal itu dialami Mr. Testo, yang bilang tunggangan terasa ndut-ndutan saat deselerasi.

Selain itu, atas pertimbangan setingan kurva pengapian yang berbeda dari kondisi standar, maka sumber pengapian akan lebih besar dan pembakaran jadi lebih sempurna. Makanya, ketiga modul pengapian menjadi jawara irit disbanding CDI bawaan standar.

Hasil tes konsumsi BBM per 200 ml

Tipe CDI Harga Jarak Tempuh

Standar - 4,8 Km

BRT 350 ribu 4,9 Km

XP 202 350 ribu 4,7 Km

Shan speed 500 ribu 5,8 Km

Sabtu, 18 Oktober 2008

TIPS SATRIA FU-150



ini tips yang dikumpulkan dari S2W dan SSFC juga sumber-sumber lain khusus bagi pemilik FU. mudah-mudahan tips ini dapat bermanfaat.




Problem Suzuki Satria F-150 , Payah Hidup Karena Air \
Article Date:Source: Motor Plus Online


M. Sayuti alias Uteng pusing delapan keliling karena Suzuki Satria F-150 miliknya payah hidup. Dislah beberapa kali, tetap ogah hidup. Pas dicek kondisi setelan karburator sesuai standar pabrik. Kondisi motor pun sangat terawat. Servis berkala enggak lupa. “Jadi apa donk yang bermasalah? Bingung?,” kesal bocah asal Jl. Pejuangan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Coba inget sekali lagi. “Kejadian kayak gitu setelah motor dicuci. Main siram aja. Air masuk ke tutup dan lubang busi,” jelas Hasan Basri, pemilik bengkel dari Hasan Motor, Kelapa Dua Raya, Jakarta Barat.





Air masuk ke tutup dan busi lantaran jarak sasis dan kepala silinder renggang. Air mudah masuk karena celah yang renggang dan posisi mesin vertikal (gbr. 1). Air bisa masuk langsung ke silinder head. “Ini beda sama Suzuki Raider 125. Rapat sama batang (sasis, red) tengah,” beber Hasan yang juga mekanik Jakarta X-Treme.
Tambahan lagi desain lubang busi di kepala silinder ada got. Plus celah antara kepala busi sama lubang. Air merembes dari situ. Air ngendap. Api busi enggak bisa besar waktu dislah. Makanya susah nyala.









Hasan ngasih saran bisa aja per 8.000 km lubang busi dicek dan dibersihkan. Tapi, antisipasi dini bisa kok dilakoni. Tutup got lubang busi dengan isolasi (gbr. 2). Termasuk juga kepala busi (gbr. 3).

Doping Performance Satria F150



ini tulisan lama tetapi sebagai acuan semoga bermanfaat.
Motormania, khususnya pemilik Suzuki Satria F150, boleh bersenang hati. Sebab sekarang banyak parts performance untuk mendongkrak tenaga motor itu agar lebih liar.Dibilang begitu, karena tenaga aslinya saja sudah mumpuni untuk diajak ngebut.
Nah, bagi yang belum merasa puas, tinggal tambahkan doping pemacu tadi.

Dari knalpot hingga busi juga telah tersedia. Sok, pilih sesuai kemauan dan dana di kantong. Tetapi ingat, karakter peranti juga kudu diperhatikan.
Tujuannya, agar jangan sampai bentrok sama peranti aslinya.
Maksudnya, setelah pakai part itu, eh akselerasi motor malah memble.
Sebab, semua alat itu saling terkait antara satu dan lainnya.Apa aja sih ? Mari kita bedah bersama!


Per Kopling

Buat menyempurnakan penyaluran tenaga mesin, harus didukung entakan kuat.
Maksudnya, respons tendangan balik per kopling.
Kerenggangan per pun tetap terjaga.Sebab kampasnya tak selalu bergesekan dengan pelat kering.Sehingga peranti itu lebih awet.
Punya engine bagus, tapi bila entakan koplingnya tidak, sama juga bohong.
Rpm mesin tak akan menyentuh putaran tinggi, ujar Cepi, mekanik Pro SE.Solusinya, bisa pakai merek Inspiro dijual dengan harga Rp 150 ribu (hitam) dan Rp 100 ribu (kuning).
CDI
Kuda besi sekarang banyak dilengkapi CDI dengan pembatas rpm alias limiter. So, jangan protes kalau puncak tenaga mesin enggak pernah kesampaian.
Baiknya, ganti tipe CDI unlimiter, ujar Sumantri bos Chips Motor di Pos Pengumben, Jakbar.
Sudah banyak CDI impor yang datang untuk memuaskan hasrat ngebut para F150-ers.Misalnya, CDI racing buatan Thailand, seperti LEK, Shindengen dan TDR.
Harganya bervariatif antara Rp 1,1 sampai Rp 1,7 juta.
Namun tak ada salahnya mengaplikasi buatan lokal!
Sebab, kualitasnya tak kalah bersaing dengan peranti pengapian dari Thai itu, lo!
Sayang, baru satu buatan Indo yang berani bertarung.
Yakni merek BRT yang bisa ditebus dengan harga Rp 550 ribu.
Knalpot
Untuk menyalurkan gas buang, pilihan knalpot yang ideal jadi penentu akselerasi. Sebab jika tak tepat, lari motor malah tertahan.
Knalpot besar belum tentu menambah power mesin, ujar Dodo dari Dodo Motor Sport Racing, di Cileduk, Tangerang.
Selain tertahan, jika mengaplikasi tipe gambot, terkadang tenaga cendrung ngempos alias terbuang percuma.
Maka pemilik Satria F150 (F150-ers), harus pilih yang memiliki spesifikasi volume sesuai karakter mesin.
Pilihanya, beragam knalpot impor dan lokal bisa jadi diaplikasi. Misal, buatan Thailand seperti merek Yoshimura.
Terbagi 2 macam, tabung bahan titanium dilego Rp 2,3 juta dan stainless steel Rp 1,1 juta.
Lainnya, merek Endurance model silencer oval ditawarkan Rp 1 juta.
Lalu Performance lapis karbon ditawarkan Rp 1,3 juta dan penyalur gas sisa pembakaran berbahan stainless steel merek KR9 buatan Thailand dilepas Rp 1,1 juta.
Bila tak ingin mengganti keseluruhan bagian knalpot, cukup tukar silencernya saja.Buatan lokal bisa jadi alternatif, soal kemampuan tak kalah dibanding merek Thailand.Misal merek Sinergy dilego Rp 400 ribu.
Lainnya, merek Five Star dengan harga Rp 350 ribu dan bisa tembus hingga 12 ribu rpm.
Karburator
Beralih ke piranti penyalur semburan bensin alias karburator juga banyak. Mulai bikinan Amrik, Jepun hingga Taiwan dapat digunakan.
Ukurannya dari 28 hingga 32 mm ujar An An Kuda juragan Pro SE Racing di kawasan Kebon Jeruk III, Jakbar.
Nah, bicarain karbu, tinggal pilih.Mau merk Keihin atau Mikuni ?
Keihin tipe PWK 28 mm, buatan 3 negara diatas, dilepas Rp 950 rb - Rp 1,9 juta.
Tipe FCR 28 mm vacuum Rp 3,5 juta.Merek serupa untuk Honda NSR SP bisa dijagokan buat F150
Sedang Mikuni, hanya tersedia dua option.
Tipe TM28 mm, pilih buatan Taiwan yang dijual Rp 1,2 juta atau Jepun Rp 2,1 juta.Bedanya ada dibagian tengah.
Racikan Jepang mengaplikasi nosel, jarum skep dan cut away (bibir karbu) yang lebih besar ketimbang Taiwan.
Busi
Sabar ! Meski Satria F 150 telah dilengkapi OIL COOLER, mesin juga butuh pendinginan tambahan. Ingin pasang dua peredam panas mesin ?
Ingin pasang dua peredam panas mesin ?Wah, enggak mungkin, tuh !
Jalan keluarnya pakai aja busi tipe dingin.Merk NGK Platinum CR8EGP, dilego Rp 90 ribu.
Sumber: Tabloid OTOMOTIFEdisi 49 : XIV - 11 April 2005